Dzikrullah.Org - Tidak
semua orang tahu apa yang dimaksud Yasin Fadhilah. Namun dikalangan
masyarakat pedesaan, terutama di kalangan warga pesantren sangat akrab
dengan Yasin Fadhilah. Aku ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMPN di
Prajekan Kab. Bondowoso sudah dikenalkan terhadap Yasin Fadhilah oleh
kakek yang berlatar budaya pesantren. Kakek hanya menyuruh membaca
minimal setiap malam Jumat harus membaca Yasin Fadhilah tanpa memberi
tahu apa manfaatnya.
Setelah sekian puluh tahun berlalu, aku ditakdirkan mukim di kota kembang Bandung.
Ketika mengantar istriku ke Bursa Buku Palasari, mataku terbelalak
melihat cover buku warna hijau dengan judul “Menyingkap Rahasia Yasin
Fadhilah dan Keampuhannya”. Aku segera membelinya. Buku tersebut ditulis
oleh KH. Muhammad Zain Muallif. Setelah selesai membaca buku tersebut,
aku bersyukur kepada kakek yang telah menunjukkan Yasin Fadhilah. Semoga
segala amal ibadah kakek diterima disisi-Nya.
Menurut KH. Muhammad Zain
Muallif, ternyata Yasin Fadhilah itu tidak ada dalam Kitab Suci
Al-Quran. Yasin Fadhilah itu adalah Surat Yasin yang sudah diberi lima macam tambahan sbb:
1. Di antara ayat Surat Yasin ada yang diulang sampai tiga kali atau lebih.
Mengulang-ulang satu ayat ada contoh dari Rasulullah Saww sebagaimana disampaikan oleh Abu Dzarrin ra beliau berkata:
“Nabi Saww pernah bangun malam
dengan membaca sebuah ayat dan mengulang-ulang ayat itu, sehingga sampai
pada pagi hari. Ayat tersebut adalah:
In tu’adzdzibhum fa innahum ‘ibaaduka (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu)”.
(HR.Imam Nasa’I dan Ibnu Majah).
2. Di
antara beberapa ayat yang satu dan yang lain diselingi dzikir dan do’a.
Isinya selalu disesuaikan atau berkaitan dengan isi kandungan ayat
tersebut.
Berdzikir dan berdo’a yang
demikian, sangat sesuai dengan sebuah hadits yang bersumber dari sahabat
Hudzaifah bin Al-Yaman ra beliau berkata:
“Pada malam hari saya pernah
shalat bersama Nabi Saww, lalu beliau membuka Surat Al-Baqarah, Surat
Ali Imraan, dan Surat An-Nisaa’ kemudian membacanya dengan tartil.
Apabila beliau melewati ayat yang didalamnya terdapat tentang mensucikan
Allah, maka beliau membaca “Sumhaanallaah.” Apabila beliau melewati
(ayat) tentang permohonan, maka beliau memohon (berdo’a) dan apabila
beliau melewati (ayat) tentang permohonan perlindungan, maka beliau
memohon perlindungan kepada Allah.”
(HR. Imam Muslim).
3. Setiap
dzikir dan do’a yang mengiringi ayat itu, selalu dibuka dengan shalawat
dan salam atas Nabi Muhammad Saww, keluarganya, dan para sahabatnya.
Kemudian dzikir dan do’a tersebut selalu ditutup dengan sebuah dzikir
yang sangat popular yang menyatakan: “Bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Dari Fudhalah bin Ubaid ra
berkata, bahwa Nabi Saww sungguh telah mengajar umatnya bagaimana cara
mereka berdo’a. Kemudian beliau bersabda:
“Apabila salah satu di antara
kamu berdo’a, maka mulailah dengan memuji Allah Ta’ala dan memuji-Nya
pula dengan berulang-ulang. Kemudian bacalah shalawat kepada Nabi Saww.
Kemudian berdo’alah dengan sesuka hati !”
(HR. Abu Dawud, Tirmdzi, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi).
4. Dzikir dan do’a yang mengiringi ayat, selalu diulang sampai tiga kali. Demikian pada umumnya.
Dzikir dan do’a yang selalu
diulang sampai tiga kali merupakan Adab berdo’a yang sering dilakukan
oleh Rasulullah Saww. Hal yang demikian diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud ra
berkata:
“Rasulullah Saww apabila berdo’a,
beliau berdo’a tiga kali dan apabila memohon kemada Allah, maka beliau
memohon tiga kali juga”.
(HR. Imam Muslim).
5. Setelah Surat Yasin itu tamat, kemudian ditutup dengan do’a khusus.
Rasulullah Saww menegaskan tentang hal tersebut berdasarkan hadits yang bersumber dari Ibnu Imran ra sebagai berikut:
“Barangsiapa yang selesai membaca
Al-Quran, maka memohonlah kepada Allah dengan Al-Quran itu. Maka
sesunggugnya akan dating beberapa kaum, membaca Al-Quran, kemudian
mereka meminta minta kepada manusia dengan Al-Quran itu.”
(HR. Imam Tirmidzi).
Berdasarkan analisa KH. Muhammad
Zain Muallif, maka kelima tambahan yang ada pada Yasin Fadhilah
merupakan bagian dari “Adab Membaca Al-Quran” dan “Adab Berdo’a” yang
sesuai dengan apa yang telah digariskan Islam. Selain itu, kelima
tambahan tersebut merupakan hal yang mustahab (dipandang baik dalam
Islam). “Adab Membaca Al-Quran” dan “Adab Berdo’a” bisa juga
diaplikasikan pada surat-surat Al-Quran yang lainnya. Dengan bantuan KH.
Muhammad Zain Muallif, tersingkaplah rahasia Yasin fadhilah. Sehingga
umat islam yang ingin mendawamkan Yasin Fadhilah tidak perlu ragu dan
takut bid’ah. Sebab adab membaca Al-Quran dan adab berdo’a telah
diamalkan oleh Rasulullah Saww, para sahabat, dan ulama Salaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar