"Ketahuilah, bahwa tashawuf itu ialah patuh mengamalkan perintah dan menjauhi larangan lahir dan bathin sesuai dengan ridha-Nya, bukan sesuai dengan ridhamu" (Asy-Syaikh Ahmad At-Tijani, Jawahirul Ma'ani, 2 : 84)

Kamis, 17 Januari 2013

DZIKIR DALAM PERSPEKTIF FISIKA

Oleh: Dr. Agus Mulyono*
Hari ahad tanggal 20 Juni kemarin, dalam memperingati Dies Maulidiyahnya yang ke-6 UIN Maliki melaksanakan dzikir akbar yang diikuti kurang lebih 20.000 jamaah. Sebagai ungkapan syukur bahwa UIN Maliki sekarang telah mengalami perkembangan yang pesat.

Tujuan sebenarnya dzikir adalah untuk membuat pikiran menghentikan aktivitas kerasionalan untuk menuju ke arah intuitif kesadaran. Pikiran bisa berhenti hanya dengan berfokus pada suatu hal, Allah …/ La ilaha illa Allah. Sholat juga sebenarnya adalah dzikir dan dapat menghentikan sejenak pikiran rasional dan beralih dalam kesadaran suprarasional.

Beberapa bulan terakhir ini kita sering mendengar tentang psikologi transpersonal, dan yang paling baru kita dengar adalah tentang aktivasi otak tengah. Kalau menurut saya hal tersebut adalah tidak lain menggunakan konsep dzikir dan konsep keikhlasan. Bagaimana metode yang paling tepat untuk bisa mengosongkan pikiran dari konsep-konsep untuk kemudian memfungsikan intuisi/kesadaran/alam bawah sadar/suprarasional sehingga kemudian sampai pada kesadaran yang luar biasa. Inilah yang menurut saya, yang kata orang-orang menyebut istilah ladunni. Sekarang dengan metode dzikir atau kalau dalam aktivasi otak tengah menggunakan musik untuk dijadikan alat mengosongkan pikiran, dapat membuat anak bisa super cepat dalam hal belajar, anak bisa membaca dengan mata tertutup, dll. Walaupun banyak yang orang masih meragukan, tetapi kenyataannya memang begitu. Pakar psikologi sendiri juga masih berdebat tentang hal-hal seperti itu, juga masih berdebat tentang psikologi transpersonal, menggunakan teori apa untuk menjelaskan fenomena tersebut di atas. Untuk itulah tulisan ini akan sedikit menjelaskan tentang dzikir dari kacamata teori kuantum.

Istilah kuantum dalam Fisika diambil dari kuanta-energi yang dipancarkan oleh loncatan elektron. Scrodinger berhasil memberikan rumusan peluang elektron untuk dapat menerobos pada suatu dinding penghalang. Lebih lanjut, kuantum ini dimodelkan melalui sumur-sumur kuantum. Pada sumur itu digambarkan elektron yang hendak menembus dinding sumur pembatas dengan probabilitas tertentu.
Jadi dalam teori kuantum hal-hal yang tidak dapat dijelaskan atau hal-hal yang mustahil yang tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik sangat dapat dijelaskan oleh fisika kuantum.

Fenomena-fenomena tentang meditasi, teleportasi, dzikir dengan goyang-goyang, dzikir dengan tarian, beberapa fenomena dzikir dari beberapa jamaah thoriqoh, dapat dijelaskan dengan fenomena kuantum. Dengan melakukan dzikir dengan goyangan atau dengan ritme-ritme tertentu maka akan dirasakanbatin "kepuasan" tertentu.
Juga dikisahkan, ada fenomena para waliullah dan kyai ( kyai jaman dulu yang masih bisa fokus menuju intuisi kesadaran, tidak tahu kalau kyai sekarang yang lebih fokus pada politik praktis) dapat terbang dengan kecepatan kilat.
Apa sesungguhnya yang sedang terjadi? Di manakah kuantum itu terjadi? Teori kuantum menjelaskan fenomena loncatan elektron (kuanta-kuanta energi) suatu partikel yang mengalami eksitasi, yang diakibatkan oleh pengaruh getaran, pemanasan, atau pemancaran. Efek fotolistrik dan Compton menjelaskan hal ini. Pada kasus logam yang dipanasi, ia dapat memancarkan elektron. Logam yang disinari, terjadi kuantum. Hal ini menyebabkan perubahan struktur atomik suatu partikel tertentu. Perubahan itu melibatkan pemindahan elektron yang sekaligus memancarkan energi foton. Pendek kata, fenomena di atas terjadi karena transfer energi elektromagnetik.
Richard Feyman, ilmuwan Amerika Serikat yang berhasil memenangkan Nobel Fisika atas temuannya, membuktikan bahwa suatu partikel masih dapat dipindahkan menembus batas dinding partikel tanpa mengalami kerusakan. Pada kesempatan yang lain, Dr Ivan Geiver (pemenang Nobel Fisika) dari Amerika juga semakin menguatkan khazanah ilmu kuantum ini. Temuan Feyman dan Geiver ini memberikan pengertian kepada kita bahwa teleportasi-perpindahan fisik seseorang yang menembus ruang pembatas-adalah rasional. Begitu pula dengan Isra' Mi'raj. Jika seseorang sudah dapat melakukan suatu perlakuan khusus terhadap dirinya sampai batas energi ambang, maka orang tersebut memungkinkan mengalami derajat emanasi, eksitasi, atau kuantum. Sama persis dengan energi ambang yang dibutuhkan suatu logam untuk dapat melakukan kuantum.

teknik goyang ritmis berirama pada ritual meditasi, dzikir, Teknik goyangan tubuh berirama pada dasarnya merupakan cara untuk memicu eksitasi eletron tubuh kita agar dapat memancarkan gelombang cahaya dengan frekuensi tertentu.

Dan semakin banyak orang yang berdzikir pada tempat tertentu, maka juga akan semakin cepat terjadinya eksitasi electron. Oleh karena itu kenapa islam mengajarkan untuk selalu berjama’ah.

Jadi apa yang dilakukan oleh UIN MALIKI kemarin adalah hal yang sangat penting. Semoga UIN MALIKI MALANG selalu maju dan maju terus.

* Pembantu Dekan I Fakultas Sains dan Teknologi UIN MALIKI MALANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar