"Ketahuilah, bahwa tashawuf itu ialah patuh mengamalkan perintah dan menjauhi larangan lahir dan bathin sesuai dengan ridha-Nya, bukan sesuai dengan ridhamu" (Asy-Syaikh Ahmad At-Tijani, Jawahirul Ma'ani, 2 : 84)

Rabu, 16 Januari 2013

Pengertian Dzikir

Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya ingat. Kata dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir.
Sedangkan dzikir menurut syara’  adalah ingat kepada Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah.
Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir mampu menentramkan hati manusia. Hanya dengan dzikirlah hati akan menjadi tentram, sehingga tidak timbul nafsu yang jahat.
” Ingatlah hanya dengan berdzikir kepada Allah hati akan menjadi tentram ” (QS. 13 : 28).
Dzikir Menurut Imam Nawawi Al BAntaniyu Penulis kitab Al Adzkar, menjelaskan dalam kitabnya bahwa dzikir bisa dilakukan dengan lisan dan hati. Tingkatan dzikir akan menjadi lebih sempurna jika melakukannya denga hati dan lisan. Jika harus memilih, mana yang lebih utama, menurutnya, harus dengan hati saja, namun akan lebih afdhol (utama) jika melakukannya dengan hati dan lisan sesuai dengan sunah Rosulullah. Beliau masih berpegang teguh bahwa dzikir lebih utama dilakukan dengan keduanya sebab dikhawatirkan akan muncul penyakit riya’ jika dilakukan dengan hati saja (Adzkar : 06).
Pengalaman para mutashawwiyn, dzikir dengan hati disebut dzikir sirr. Untuk mencapai dzikir sirr (rahasia) harus melalui tahap dzikir bil lisan, kemudian dengan sendirinya dzikir dengan hati saja berjalan sesuia dengan letupan rasa dan pikiran menguasai jiwa raganya.
Allah SWT memberikan dasar dalam firman-Nya : ” Ingatlah kepada-Ku, maka aku akan ingat kepadamu “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar